One Shot Multivibrator
1. Tujuan
- Dapat memahami aplikasi Amplifier dan pembangkit
sinyal
- Dapat memahami rangkaian one shot multivibrator
2. Alat dan Bahan
1. Operational Amplifier (741)
Operational Amplifier (741) berfungsi
sebagai penguat dan pengindra sinyal masukkan, baik DC maupun AC, juga sebagai
penguat differensiasi impedansi masukkan tinggi, penguat keluaran impedansi
rendah.
2. Dioda
Dioda (Diode) adalah Komponen Elektronika
Aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk
menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari
arah sebaliknya.
3. Resistor
Resistor
merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan didesain untuk mengatur
tegangan listrik dan arus listrik. Resistor mempunyai nilai resistansi
(tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin
dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus
yang mengalir
4. Kapasitor
Kapasitor
merupakan salah satu jenis komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk
menyimpan elektron-elektron dalam kurung waktu tertentu. Bisa juga dikatakan
sebagai komponen elektronika yang banyak digunakan untuk menyimpan muatan
listrik.
5. Potensiometer
Potensiometer
(POT) adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai Resistansinya dapat diatur
sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan pemakainya.
3. Dasar Teori
Monostable Multivibrator atau
Multivibrator Monostabil adalah jenis multivibrator yang memiliki keadaan
stabil tunggal. Seperti namanya, MONO yang berart SATU ini menunjukkan satu
keadaan stabil dan juga keadaan kuasi-stabil. Multivibrator Monostabil ini juga
dikenal sebagai one-shot multivibrator (Multivibrator satu tembakan).
Seperti yang ditunjukan pada gambar
dibawah ini, dua transistor yaitu Q1 dan Q2 dihubungkan secara umpan balik satu
sama lain. Kolektor transistor Q1 dihubungkan ke Basis transistor Q2 melalui
kapasitor C1. Basis Q1 dihubungkan ke kolektor Q2 melalui resistor R2 dan
kapasitor C. tegangan suplai DC –VBB diberikan ke basis transistor Q1 melalui
resistor R3. Pulsa pemicu diberikan ke basis Q1 melalui kapasitor C2 untuk
mengubah keadaannya. RL1 dan RL2 adalah resistor beban Q1 dan Q2.
Salah
satu transistor, ketika masuk ke keadaan stabil, pulsa pemicu eksternal
diberikan untuk mengubah keadaannya. Setelah mengubah keadaannya, transistor
tetap dalam keadaan kuasi-stabil selama periode waktu tertentu yang ditentukan
oleh nilai konstanta waktu RC dan kembali ke keadaan stabil sebelumnya.
Ketika
rangkaian dinyalakan, Transistor Q1 akan berada dalam keadaan OFF sedangkan Q2
akan dalam keadaan ON, Ini merupakan
keadaan Stabil. Karena Q1 OFF, tegangan Kolektor akan menjadi VCC di titik A
dan mengisi C1. Sebuah sinyal atau pulsa pemicu positif diberikan pada Basis
Transistor Q1 yang mengubah transistor Q1 menjadi ON. Hal ini akan menurunkan
tegangan Kolektor dan mematikan transistor Q2.
Kapasitor
C1 akan mulai pengosongan pada titik waktu ini. Tegangan positif dari Kolektor
Transistor Q2 akan diberikan ke transistor Q1 dan menjaga Q1 tetap dalam
keadaan ON. Inilah disebut dengan keadaan kuasi-stabil. Transistor Q2 tetap
dalam keadaan OFF hingga kapasitor C1 kosong sepenuhnya. Setelah ini,
Transistor Q2 akan ON dengan tegangan yang diberikan melalui pelepasan tegangan
kapasitor.
Sinyal Triger Dan Output Monostable
Multivibrator :
4. Percobaan
5. Link Download
4. File html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar